SEHATWEB.COM | JAKARTA — Indonesia akan gencarkan skrining DNA untuk kanker serviks di seluruh negeri. Pengujian berbasis DNA akan dipadukan dengan skrining asam asetat (IVA) yang saat ini banyak digunakan di seluruh negeri guna meningkatkan akurasi skrining kanker serviks bagi perempuan.
Pemerintah berencana menerapkan tes berbasis DNA sebagai metode skrining utama kanker serviks bagi perempuan berusia 30 hingga 69 tahun sebagai langkah untuk mencapai target eliminasi penyakit tersebut pada tahun 2030.
Selama ini, sebagian besar fasilitas kesehatan menggunakan asam asetat (IVA) untuk mendeteksi human papillomavirus (HPV) dan mendiagnosis kanker serviks.
Rencana baru ini akan menggabungkan tes IVA dan DNA, yang dianggap lebih akurat dan efektif dalam mendeteksi dan mencegah penyakit tersebut.
"Kami akan mulai meluncurkan tes DNA HPV bersamaan dengan IVA secara nasional mulai tahun 2025," kata Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular Kementerian Kesehatan Siti Nadia Tarmizi dalam jumpa pers di Jakarta, kemarin.
Setelah uji coba di Jabodetabek berhasil, Kementerian Kesehatan memperluas uji DNA HPV dengan IVA ke 25 kabupaten/kota di 16 provinsi.
Sekitar 2,5 persen dari orang yang diskrining dengan uji DNA HPV di daerah tersebut terdeteksi terinfeksi HPV.
"Risiko infeksi HPV di kalangan perempuan berusia 30-69 tahun tergolong tinggi," kata Siti, seraya menambahkan skrining berbasis DNA akan dimasukkan dalam Peraturan Presiden Nomor 1 Tahun 2024 tentang Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI). (*)