SEHATWEB.COM | JAKARTA — Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen), Prof. Abdul Mu'ti mengingatkan masyarakat Indonesiua untuk lebih bijak dan berhati-hati dalam menggunakan teknologi kecerdasan buatan (AI).
Dalam vido yang viral saat ini, Mu'ti menyoroti dampak negatif dari penggunaan AI yang justru dapat memicu perilaku tidak etis dan kecenderungan narsistik, terutama di media sosial.
"Penggunaan teknologi AI tidak membuat manusia menjadi cerdas, tapi membuat orang menjadi culas," kata Prof. Mu’ti, dikutip pada Kamis (12/6).
Menurutnya, penggunaan AI saat ini tidak membuat manusia cerdas, tapi juga semakin culas.
"Kemudian yang kedua, adalah matinya akal sehat, dimana kita melihat sekarang ini teknoogi digital itu ternyata tidak membuat manusia semakin cerdas, tapi makin culas," kata dia.
Ia kemudian mereferensi dalam buku Franklin Foer "Word Without Mind" terjemahan bebasnya kira-kira dunia tanpa otak, yang disitu kita melihat bahwa penggunaan teknologi digital termasuk sekarang AI itu sering kali tidak membuat manusia menjadi arief dan bijaksana.
Dalam buku itu, Foer menyebut ada dua gejala yang membuat manusia tidak cerdas akibat AI.
"Yang pertama adalah ada yang disebut dengan virality virus atau virus viralitas. dimana orang itu ingin supaya viral, ingin supaya dia menjadi terkenal, dalam kontek ini Twenge menyebut istilah dengan narcissism epidemic atau penyakit narsisme," katanya.
"Dimana orang sedikit-sedikit uploud, sedikit sedikit uploud (aneka konten) gitu," imbuhnya.
Diakui, saat ini banyak pengguna AI yang lebih mengejar kepopuleran semu di dunia maya ketimbang manfaat nyata dari teknologi itu sendiri. Hal ini menciptakan budaya "yang penting viral", tanpa mempertimbangkan nilai-nilai etika dan tanggung jawab sosial.
Ia menambahkan bahwa sejumlah jurnal akademik telah mengkaji dampak buruk tren digital itu, termasuk fenomena "no viral no justice", yaitu kecenderungan hanya menindaklanjuti isu, jika sudah viral di media sosial.
"Jadi artinya apabila postingan medsos tidak viral, maka tidak akan dilakukan tindakan," jelasnya.
Pada bagian akhir, Mendikdasmen pun mengungatkan fenomena ini menjadi refleksi penting di tengah euforia penggunaan AI dan teknologi digital di berbagai sektor, termasuk pendidikan, pemerintahan hingga ruang privat. (via/ita/red)