Dr. Ratna Widyastuti: Boleh Sibuk, Tapi Tubuh Tetap Harus Dijaga
Font Terkecil
Font Terbesar
SEHATWEB.COM | BATAM — Dalam sepekan terakhir, publik Indonesia disuguhi dua pemandangan kontras. Di satu sisi, panen perdana lobster di Batam yang penuh energi muda dari Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka.
Di sisi lain, kunjungan Presiden Prabowo Subianto ke Bali yang tengah dilanda banjir besar. Dua momen ini bukan hanya soal lobster atau lumpur, tapi juga membuka obrolan serius tentang kesehatan tubuh pemimpin negeri.
Di Batam, Gibran (38) tampil gesit. Bersama Titiek Soeharto dan Selvi Ananda, ia turun langsung ke keramba, menangkap lobster dengan tangannya, sambil bercanda dengan nelayan. Energinya bikin acara terasa hidup lebih mirip konten vlog ketimbang seremoni birokrasi.
Gibran memang berada di usia emas. Dengan metabolisme stabil, cukup tidur 6–7 jam dan sarapan buah, ia bisa langsung tancap gas lagi. Namun, pola makan di lapangan yang kadang tidak terkontrol misalnya terlalu sering jajan gorengan tetap bisa bikin tubuh drop.
Sementara itu, Prabowo (74) hadir dengan aura serius saat meninjau banjir di Badung. Sepatu boots kuningnya mencuri perhatian, tapi stamina sang Presiden justru jadi bahan diskusi. Usai lawatan ke Qatar dan Uni Emirat Arab, ia langsung terbang ke Bali, berjalan di gang sempit penuh lumpur, bercakap panjang dengan warga, lalu memimpin koordinasi penanganan bencana.
Beban fisik itu jelas berat untuk usia 70-an. Mobilitas tinggi berisiko memicu kelelahan jantung, sendi, hingga dehidrasi apalagi bila pola makan masih condong pada makanan tinggi lemak.
Dr. Ratna Widyastuti, ahli gizi klinis, menegaskan "Pemimpin boleh sibuk, tapi tubuh tetap harus dijaga. Minum air putih, makan sayur, tidur cukup. Politik keras, tapi badan jangan dipaksa sampai rusak."
Senada, pengamat politik dan hukum Fredi Moses Ulemlem menyindir halus "Stamina bukan cuma soal fisik, tapi juga simbol komitmen. Kalau energi habis buat seremonial doang, rakyat bisa kehilangan harapan."
Panen lobster jadi simbol energi baru generasi muda, sementara banjir Bali menguji daya tahan generasi senior. Publik pun mulai membandingkan Gibran yang lincah vs Prabowo yang sarat pengalaman tapi fisiknya kian terbatas.
Di era media sosial, isu kesehatan pemimpin cepat sekali viral jadi bahan obrolan warung kopi, sampai trending di Twitter. Rakyat makin kritis, bukan hanya janji politik yang diuji, tapi juga daya tahan tubuh pemimpin ketika turun langsung ke lapangan.
Netizen juga teringat momen kampanye 2024, ketika Gibran berkata "Tenang Pak Prabowo, saya sudah ada di sini."
Ucapan itu kini terasa nyata. Gibran seakan menjadi "power bank" politik yang bisa mengisi ulang energi Presiden di saat-saat krusial.
Untung ada Gibran, sehingga roda politik tidak gampang nge-drop gara-gara faktor stamina. Sebab, jalan menuju 2029 masih panjang, dan rakyat ingin keduanya tetap fit, bukan cuma secara visi, tapi juga fisik. (*by)