Bayi Baru Lahir di Gaza Menghadapi Risiko Kematian Tinggi
Font Terkecil
Font Terbesar
SEHATWEB.COM | GAZA — Gaza menghadapi ancaman kematian massal 100.000 anak di tengah kekurangan susu formula. Blokade Israel mendorong 40.000 bayi berusia di bawah 1 tahun ke ambang kematian.
"Bayi baru lahir di Gaza menghadapi risiko kematian yang tinggi akibat tidak adanya sama sekali makanan, obat-obatan, dan layanan perawatan kesehatan penting," kata Dr Ramsel Al Abbas, pada Selasa (29/7), disitat ArabNews.
Lebih dari 100.000 anak di Jalur Gaza, termasuk 40.000 bayi berusia di bawah 1 tahun, terancam kematian mendadak akibat kekurangan susu formula dan suplemen gizi, demikian peringatan Kantor Penerangan Pemerintah di Gaza, sehari sebelumnya.
Dalam sebuah pernyataan, kantor tersebut menggambarkan situasi tersebut sebagai "pembantaian gerak lambat" yang sedang berlangsung, menuduh Israel sengaja membuat penduduk termuda Gaza kelaparan melalui blokade dan penutupan semua penyeberangan perbatasan yang berkelanjutan.
Menurut kantor tersebut, para ibu terpaksa memberi bayi mereka air selama berhari-hari tanpa susu formula, sementara rumah sakit dan pusat kesehatan mengalami lonjakan kasus malnutrisi akut dan yang mengancam jiwa setiap hari.
Otoritas kesehatan di Gaza telah melaporkan 122 kematian sejauh ini akibat kelaparan dan malnutrisi, termasuk 83 anak-anak, di tengah hampir runtuhnya sistem medis dan kekurangan pasokan makanan pokok yang kritis.
Menyebut krisis ini sebagai "peringatan mengejutkan yang dikeluarkan atas nama kemanusiaan dan kesadaran global", kantor media tersebut menuntut segera masuknya susu formula bayi dan suplemen gizi, pembukaan kembali semua penyeberangan tanpa syarat, pencabutan "pengepungan kriminal" Israel, dan intervensi internasional yang mendesak untuk menghentikan "kampanye pemusnahan yang disengaja terhadap anak-anak".
Kantor tersebut menyimpulkan dengan meminta pemerintah Israel dan sekutu internasionalnya "bertanggung jawab penuh atas kejahatan terhadap kemanusiaan yang mengancam", memperingatkan bahwa kebungkaman global yang berkelanjutan merupakan "keterlibatan eksplisit dalam genosida anak-anak Gaza".
Menolak seruan internasional untuk gencatan senjata, tentara Israel telah melancarkan serangan brutal di Gaza sejak 7 Oktober 2023, menewaskan lebih dari 59.700 warga Palestina, sebagian besar perempuan dan anak-anak.
Pengeboman tanpa henti telah menghancurkan daerah kantong tersebut dan menyebabkan kekurangan pangan.
November lalu, Mahkamah Pidana Internasional mengeluarkan surat perintah penangkapan untuk Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dan mantan Menteri Pertahanannya, Yoav Gallant, atas kejahatan perang dan kejahatan terhadap kemanusiaan di Gaza.
Israel juga menghadapi kasus genosida di Mahkamah Internasional atas perangnya di daerah kantong tersebut. (Aisha* foto: Zohran Mamdani)
)