Kata Dokter, Jangan Panik Hadapi Gejala Di Area Kewanitaan Bau Amis
Font Terkecil
Font Terbesar
SEHATWEB.COM | Anda mungkin panik saat menghadapi 7 gejala yang kerap dihadapi kaum hawa. Bahkan saking paniknya harus mencari di Google, "Kenapa menstruasi saya telat sehari?" atau "Benjolan kecil di area V, bahaya enggak?"
Mungkin hampir semua wanita pernah mengalami momen kecemasan ini. Sebelum kamu stres dan mendiagnosis diri sendiri dengan penyakit aneh, ada baiknya tarik napas dalam dalam dan dengarkan para ahli.
"Kapan pun mengalami perubahan menstruasi yang mengkhawatirkan, atau apa pun yang tidak terasa normal, kami pasti ingin Anda datang," kata dokter obgyn Kelly Culwell, MD, MPH, disitat dari laman Women's Health, pada Rabu (26/11).
Namun, ada berita baik. Jika gejala yang dirasakan ringan, hanya sebentar, dan tidak ada hal aneh lain yang menyertainya, kemungkinan besar semuanya baik-baik saja.
Para dokter bahkan punya daftar gejala umum yang sering membuat pasien khawatir berlebihan, padahal sebenarnya normal.
Ini dia 7 gejala kewanitaan yang tidak perlu dipusingkan:
1. Keputihan yang banyak atau berubah sedikit
Jangan khawatir berlebihan soal keputihan. Keputihan itu wajar dan sangat penting.
"Ini pada dasarnya adalah cairan yang membantu menjaga ekosistem alami dan fungsi vagina," kata dokter obgyn Laura Jacques MD.
Normalnya, kamu bisa melihat keputihan sebanyak satu sendok makan sehari. Jumlahnya juga bisa berubah, misalnya jadi lebih banyak menjelang masa subur (ovulasi). Dr Culwell mengatakan, banyak pasien datang karena cemas jumlah keputihan mereka, padahal setelah dicek, itu normal.
Kapan perlu waspada? Kalau keputihan disertai gatal parah, rasa terbakar, bau amis yang menyengat, atau warnanya berubah drastis jadi hijau. Kalau sudah begini, kamu perlu ke dokter karena bisa jadi infeksi.
2. Siklus menstruasi berubah ubah sedikit
Kita sering berpikir menstruasi harus datang di tanggal yang sama persis setiap bulan, tapi itu jarang terjadi.
"Pasien sering merasa kalau periode menstruasi mereka tidak sama jumlah hari pendarahannya dan interval antarperiode setiap bulan tidak sama, maka itu tidak normal," kata dr Gillian Mackay, MBBS, FACOG.
Perbedaan kecil ini bisa disebabkan oleh stres, kurang tidur, perubahan berat badan, atau olahraga yang intens.
Kapan perlu waspada? Jika siklus menstruasi terlalu pendek (kurang dari 21 hari) atau terlalu panjang (lebih dari 35 hari), atau pendarahan sangat banyak sampai harus ganti pembalut kurang dari satu jam.
3. Flek darah di luar jadwal menstruasi
Kemunculan flek di luar menstruasi sering bikin kaget, padahal tidak selalu bahaya. Dokter Ashley Birmingham, MD, menyebut flek ringan bisa terjadi saat ovulasi, sesaat sebelum atau setelah periode, atau setelah berhubungan seks.
Kapan patut waspada? Jika flek terjadi terus-menerus selama lebih dari beberapa hari dalam sebulan, atau jika sudah post-menopause (tidak menstruasi lagi), pendarahan harus segera dicek dokter.
4. Pendarahan tidak teratur saat pakai kontrasepsi hormonal
Kalau pakai Pil KB, implan, atau IUD hormonal, flek atau bahkan periode yang hilang sama sekali itu sangat umum. Kandungan progestin menipiskan lapisan rahim sehingga flek sering muncul.
Kapan perlu waspada? Jika flek berlangsung lebih dari tiga sampai enam bulan setelah memulai kontrasepsi baru, atau jika pendarahan sangat deras. Dokter mungkin perlu mengganti jenis kontrasepsi Anda.
5. Bau vagina yang ringan atau sedikit berubah
Area kewanitaan punya bau alami, dan itu normal. Bau ini bisa sedikit berbeda setelah olahraga atau berhubungan seks.
"Jika baunya sangat ringan dan tidak ada gejala lain seperti gatal, terbakar, atau nyeri, maka kami menganggap itu normal," ujar dr Birmingham.
Kapan harus waspada? Jika baunya berubah drastis, jadi sangat kuat, atau berbau amis atau busuk yang mengganggu. Itu bisa jadi tanda infeksi.
6. Vagina gatal dan iritasi ringan
Area ini sangat sensitif, jadi wajar kalau sesekali gatal. Penyebab umumnya? Kelamaan pakai baju berkeringat setelah olahraga, atau mencoba sabun, deterjen, atau pembalut baru yang beraroma.
Dokter Jacques menyarankan hindari sabun atau douche beraroma karena dapat mengganggu ekosistem halus (vulva). Pakai celana dalam katun dan jaga area tetap kering bisa membantu.
Kapan harus waspada? Jika gatal tidak hilang selama beberapa hari, semakin parah, atau diikuti ruam, bengkak, atau luka terbuka. Ini butuh perhatian medis.
7. Benjolan atau jerawat sesekali sekitar vagina
Benjolan kecil sering kali hanya masalah kulit biasa yakni rambut yang tumbuh ke dalam, jerawat, atau folikulitis, terutama jika Anda sering mencukur atau waxing.
Kapan harus waspada? Jika benjolan terasa sangat sakit, seperti luka melepuh (blister), disertai bengkak yang tidak hilang, bernanah, atau jika benjolan baru yang keras dan menetap. Dalam kasus yang jarang, ini bisa mengarah pada infeksi menular seksual (IMS) atau masalah serius lainnya.
Tubuh wanita itu kompleks dan selalu berubah. Jika gejala hanya sesekali dan ringan, jangan khawatir. Tapi, kalau gejalanya memburuk, tidak hilang, atau membuat sangat cemas, baik untuk segera periksa ke dokter kandungan untuk mendapatkan kepastian dan ketenangan pikiran. (sumber: rol)
*Dr. Kelly Culwell MD, specialis Obstetrics & Gynecology dari UC San Diego Health-La Jolla, Hillcrest, and East Campus Medical Centers
